Kamis, 01 Oktober 2015

ketika mata tak lagi bisa meneteskan air mata, bibir tak mampu berucap, tangan tak bisa menggapai, hanya lantunan doa yang dapat di panjat melalui hati yang terfokuskan kepada pikiran bahwasanya manusia tak dapat mengingkari qodrat.

Pernah suatu ketika saya di Masjid dekat kampu duduk termenung menunggu teman saya, saya lihat betapa bahagianya MABA yang telah usai shalat, berjumpa dengan Rabb mereka, para tukang parkir yang senantiasa mendengarkan radio, anak-anak muda yang sedang berdiskusi. Namun ditengah-tengah itu semua ada yang mengganjal dipikiran saya. Kakek tua yang senantiasa duduk di tengah masjid smbil bersandar di tiang penyangga. Saya lihat dari rona wajahnya terpaut jelas ia sedang memikirkan sesuatu, menerawang jauh ke langit, namun entah apa yang ada di pikirannya. 

Seketika itu juga, saya melihat gambaran ketika saya tua nanti, apakah akan sama seperti itu juga? hanya Allah yang tahu. saya sedih, malu, ingin meresakan atmosfir yang ada di lingkungan sekitar saya, namun saya tidak punya daya upaya apa-apa untuk mengubah keadaan mereka. saya hanya bisa mengungkapkan segala yang ada di benak pikiran saya. 

ketika saya hendak berjalan ke sebuah gedung tempat saya menuntut ilmu, saya melihat gambaran yang lain, ada bapak-bapak yang kharismatik, penuh dengan jiwa wibawanya, cerdas, lugas dan humoris. beliau tengah dihadapan saya, sedang menerangkan sesuatu hal mengenai ekonomi. beliau sangat sabar, dalam menyampaikan materi, kemudian saya membandingkan kakek tadi dengan bapak ini. alangkah jauh perbedaan mereka. apa yang membuat dunia seperti ini? adakah takdir? apa yang bisa mengubah takdir seseorang?

saya pikir ulang dan saya renungkan. alangkah baiknya Tuhan saya, memberikan sisi kehidupan yang berbeda bagi hambanya. alangkah Maha segala Maha yang Dia kasih kepada hambanya. pernah saya pikir bahwa dunia ini tak adil . Tak adil yang bagaimana ? engkau diberikan akal, harusnya engkau dapat memanfaatkannya. saya pun terseyum dan terimakasih kepada dunia karena telah memberikan saya warna-warni kehidupan. Allah always love me, and you
for my mom and dad, thank you for everything

Tidak ada komentar:

Posting Komentar